1. Candi Borobudur, Jawa Tengah
Letak
Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis terletak di 70.361.2811 LS dan 1100.121.1311 BT. Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo. Candi Borobudur didirikan di atas bukit yang telah dimodifikasi, dengan ketinggian 265 dpl.
Bentuk Bangunan
- Denah Candi Borobudur ukuran panjang 121,66 meter dan lebar 121,38 meter.
- Tinggi 35,40 meter.
- Susunan bangunan berupa 9 teras berundak dan sebuah stupa induk di puncaknya. Terdiri dari 6 teras berdenah persegi dan3 teras berdenah lingkaran.
- Pembagian vertikal secara filosofis meliputi tingkat Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
- Pembagian vertikal secara teknis meliputi bagian bawah, tengah, dan atas.
- Terdapat tangga naik di keempat penjuru utama dengan pintu masuk utama sebelah timur dengan ber-pradaksina.
- Batu-batu Candi Borobudur berasal dari sungai di sekitar Borobudur dengan volume seluruhnya sekitar 55.000 meter persegi (kira-kira 2.000.000 potong batu).
Keunggulan
Borobudur merupakan candi terbesar di Indonesia. Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, selain menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, juga menjadi pusat ibadat bagi penganut Buddha di Indonesia khususnya pada setiap perayaan Waisak. Hal ini sesuai dengan arti namanya yaitu “biara di perbukitan”. Saat ini Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO.
Suatu hal yang unik, bahwa candi ini ternyata memiliki arsitektur dengan format menarik atau terstruktur secara matematika. setiap bagain kaki, badan dan kepala candi selalu memiliki perbandingan 4:6:9. Penempatan-penempatan stupanya juga memiliki makna tersendiri, ditambah lagi adanya bagian relief yang diperkirakan berkatian dengan astronomi menjadikan borobudur memang merupakan bukti sejarah yang
menarik untuk di amati.
2. Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur
Letak
Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan
Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan
komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan
Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah barat
Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh
Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah
Kecamatan Komodo,
Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi
Nusa Tenggara Timur,
Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Sejarah
Pada tahun
1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan
Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke
Museum and Botanical Garden di
Bogor untuk diteliti.
Keunggulan
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti
Pulau Rinca dan dan
Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di
Cagar Alam Wae Wuul di daratan
Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah
Taman Nasional Komodo. Komodo merupakan satu-satunya sisa binatang purba Dinausaurus yang masih hidup. Panjang komodo dapat mencapai 3 meter dengan berat sampai 140 kg.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam
kayu sepangyang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau
sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis “New Seven Wonders of Nature” yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di
www.new7wonders.com
3 Danau Toba, Sumatera Utara
Letak
Danau Toba merupakan danau vulkanik dengan ukuran
panjang 100
kilometer dan
lebar 30 kilometer yang terletak di
Provinsi Sumatera Utara,
Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama
Pulau Samosir. Di sekitar Danau Toba, ada banyak tempat-tempat wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan, yaitu Parapat, Tuktuk Siadong, Tongging, Balige, Tomok, Silalahi, dan Pangururan. Tidak jauh dari danau Toba wisatawan juga dapat mengunjungi tempat-tempat mearik di Sumatera Utara, misalnya Taman Wisata Iman Sitinjo Dairi (sekitar 48 km dari Silalahi), Huta Ginjang (bukit dengan pemandangan paling indah ke Danau Toba), Air Terjun Sipiso-piso (Tongging), dan Gundaling (Berastagi).
Sejarah
Diperkirakan Danau Toba terjadi saat
ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan
supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru.
Bill Rose dan
Craig Chesner dari
Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari
Cina sampai ke
Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti
kepunahan. Menurut beberapa bukti
DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya
zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk
kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh
magma yang belum keluar menyebabkan munculnya
Pulau Samosir.
Keunggulan
Danau Toba merupakan salah danau vulkanik terbesar dan terindah di dunia karena dikelilingi oleh perbukitan Bukit Barisan dan ditengah-tengah danau ada Pulau Samosir. Selain keindahan alamnya, keindahan budaya juga dapat ditemukan di kota-kota sekitar danau ini berupa peninggalan bersejarah di Tomok (Makam Raja-Raja Batak) dan Balige (Makam Sisingamangaraja XII). Setiap tahun diselenggarakan
Pesta Danau Toba. Karena keindahan alamnya, maka pada tahun 2008, Danau Toba bersama-sama dengan Gunung Krakatau dan Pulau Komodo menjadi nominasi 7 Keajaiban Dunia Baru bersaing dengan 77 nominator lainnya.
4. Candi Prambanan, Yogyakarta
Letak
Candi Prambanan atau Candi Lara Jonggrang atau Candi Roro Jonggrang merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia, dan candi terbesar kedua di Indonesia setelah Borobudur, memiliki ketinggian 47 meter, dibangun pada abad IX. Letaknya berada 17 km arah timur Yogyakarta di tepi jalan raya menuju Solo. Candi yang utama yaitu
Candi Siwa(tengah),
Candi Brahma (selatan),
Candi Wisnu (utara). Didepannya terletak Candi Wahana (kendaraan) sebagai kendaraan Trimurti;
Candi Angkasa adalah kendaraan Brahma (Dewa Penjaga),
Candi Nandi (Kerbau) adalah kendaraan Siwa (Dewa Perusak) dan
Candi Garuda adalah kendaraan Wisnu (Dewa Pencipta). Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita
Ramayana , sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma.
Sejarah
Candi ini dibangun pada sekitar tahun
850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni:
Rakai Pikatan, raja kedua wangsa
Mataram I atau
Balitung Maha Sambu, semasa wangsa
Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
Pada tahun 1733, candi ini ditemukan oleh CA. Lons seorang berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855
Jan Willem IJzerman mulai membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi. beberapa saat kemudian
Isaäc Groneman melakukan pembongkaran besar-besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarangan di sepanjang
Sungai Opak. Pada tahun
1902-
1903,
Theodoor van Erp memelihara bagian yang rawan runtuh. Pada tahun
1918-
1926, dilanjutkan oleh Jawatan Purbakala (
Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan dan pembongkaran beribu-ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran kembali.Pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan hingga akhir hayatnya pada tahun 1930. Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. van Romondt hingga pada tahun 1942 dan kemudian diserahkan kepemimpinan renovasi itu kepada putra Indonesia dan itu berlanjut hingga tahun 1993
[1].
Banyak bagian candi yang direnovasi, menggunakan batu baru, karena batu-batu asli banyak yang dicuri atau dipakai ulang di tempat lain. Sebuah candi hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masih ada. Oleh karena itu, banyak candi-candi kecil yang tak dibangun ulang dan hanya tampak fondasinya saja.
Keunggulan
Candi ini adalah sebuah
situs yang dilindungi oleh
UNESCO mulai tahun 1991. Antara lain hal ini berarti bahwa kompleks ini terlindung dan memiliki status istimewa, misalkan juga dalam situasi pe
perangan. Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di
Asia Tenggara, tinggi bangunan utama adalah 47m. Kompleks candi ini terdiri dari 8
kuil atau candi utama dan lebih daripada 250 candi kecil. Arsitektur candi ini sangat indah.
5. Pulau Bali
Letak
Bali adalah sebuah
pulau di
Indonesia, sekaligus menjadi salah satu
provinsiIndonesia. Bali terletak di antara Pulau
Jawa dan Pulau
Lombok. Ibukota provinsinya ialah
Denpasar, yang terletak di bagian selatan pulau ini. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama
Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan
pariwisatadengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan
Jepang dan
Australia. Bali juga dikenal sebagai Pulau Dewata.
Pulau Bali adalah bagian dari
Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153
km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari
Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Lintang Timur yang mebuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.
Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148
m.
Gunung berapi ini terakhir meletus pada
Maret 1963.
Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di
bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.
Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang dari barat ke timur dan diantara pegunungan tersebut terdapat gugusan gunung berapi yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung serta gunung yang tidak berapi yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas, dan Gunung Seraya. Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai, dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai. Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha, dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan yaitu : Danau Beratan, Buyan, Tamblingan dan Danau Batur.
Ibu kota Bali adalah
Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah
Ubud sebagai pusat
seni terletak di Kabupaten Gianyar; sedangkan
Kuta,
Sanur,
Seminyak,
Jimbaran dan
Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan
pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan.
Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, 55 kecamatan dan 701 desa/kelurahan.
Sejarah
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada
3000-
2500 SM yang bermigrasi dari
Asia.
[2]Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau.
[3] Zaman
prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran
Hindu dan tulisan
Sansekerta dari
India pada
100 SM.
[rujukan?]
Kebudayaan Bali kemudian mendapat pengaruh kuat kebudayaan India, yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama
Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, diantaranya
Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh
Sri Kesari Warmadewa pada
913 M dan menyebutkan kata
Walidwipa. Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi
subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan
Majapahit (
1293–
1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun
1343 M. Saat itu hampir seluruh
nusantara beragama
Hindu, namun seiring datangnya
Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis, dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari
Pulau Jawa ke Bali.
Orang
Eropa yang pertama kali menemukan Bali ialah
Cornelis de Houtman dari
Belanda pada
1597, meskipun sebuah kapal
Portugissebelumnya pernah terdampar dekat tanjung Bukit, Jimbaran, pada
1585. Belanda lewat
VOC pun mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali, akan tetapi terus mendapat perlawanan sehingga sampai akhir kekuasaannya posisi mereka di Bali tidaklah sekokoh posisi mereka di Jawa atau Maluku. Bermula dari wilayah utara Bali, semenjak
1840-an kehadiran Belanda telah menjadi permanen, yang awalnya dilakukan dengan mengadu-domba berbagai penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain. Belanda melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur, dan disusul dengan daerah Denpasar. Pihak Bali yang kalah dalam jumlah maupun persenjataan tidak ingin mengalami malu karena menyerah, sehingga menyebabkan terjadinya perang sampai mati atau
puputan, yang melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita termasuk
rajanya. Diperkirakan sebanyak 4.000 orang tewas dalam peristiwa tersebut, meskipun Belanda telah memerintahkan mereka untuk menyerah. Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah.
Jepang menduduki Bali selama
Perang Dunia II, dan saat itu seorang perwira militer bernama
I Gusti Ngurah Rai membentuk pasukan Bali ‘pejuang kemerdekaan’. Menyusul menyerahnya Jepang di Pasifik pada bulan Agustus 1945, Belanda segera kembali ke Indonesia (termasuk Bali) untuk menegakkan kembali pemerintahan kolonialnya layaknya keadaan sebelum perang. Hal ini ditentang oleh pasukan perlawanan Bali yang saat itu menggunakan senjata Jepang.
Pada
20 November 1940, pecahlah pertempuran
Puputan Margarana yang terjadi di desa Marga,
Kabupaten Tabanan, Bali tengah. Kolonel I Gusti Ngurah Rai, yang berusia 29 tahun, memimpin tentaranya dari wilayah timur Bali untuk melakukan serangan sampai mati pada pasukan Belanda yang bersenjata lengkap. Seluruh anggota batalion Bali tersebut tewas semuanya, dan menjadikannya sebagai perlawanan militer Bali yang terakhir.
Pada tahun 1946 Belanda menjadikan Bali sebagai salah satu dari 13 wilayah bagian dari
Negara Indonesia Timur yang baru diproklamasikan, yaitu sebagai salah satu negara saingan bagi
Republik Indonesia yang diproklamasikan dan dikepalai oleh
Sukarno dan
Hatta. Bali kemudian juga dimasukkan ke dalam
Republik Indonesia Serikat ketika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 29 Desember
1949. Tahun
1950, secara resmi Bali meninggalkan perserikatannya dengan Belanda dan secara hukum menjadi sebuah propinsi dari Republik Indonesia.
Letusan Gunung Agung yang terjadi di tahun
1963, sempat mengguncangkan perekonomian rakyat dan menyebabkan banyak penduduk Bali
bertransmigrasi ke berbagai wilayah lain di Indonesia.
Tahun
1965, seiring dengan gagalnya
kudeta oleh
G30S terhadap pemerintah nasional di Jakarta, di Bali dan banyak daerah lainnya terjadilah penumpasan terhadap anggota dan simpatisan
Partai Komunis Indonesia. Di Bali, diperkirakan lebih dari 100.000 orang terbunuh atau hilang. Meskipun demikian, kejadian-kejadian di masa awal
Orde Baru tersebut sampai dengan saat ini belum berhasil diungkapkan secara hukum.
[4]
Serangan
teroris telah terjadi pada
12 Oktober 2002, berupa serangan
Bom Bali 2002 di kawasan pariwisata
Pantai Kuta, menyebabkan sebanyak 202 orang tewas dan 209 orang lainnya cedera. Serangan
Bom Bali 2005 juga terjadi tiga tahun kemudian di Kuta dan pantai Jimbaran. Kejadian-kejadian tersebut mendapat liputan internasional yang luas karena sebagian besar korbannya adalah wisatawan asing, dan menyebabkan industri pariwisata Bali menghadapi tantangan berat beberapa tahun terakhir ini.
Keunggulan
Pulau Bali boleh mungkin lebih terkenal dibandingkan negara Indonesia. Hal ini wajar, karena semua orang memuja keindahan Pulau Bali, baik orang Indonesia maupun wisatawan asing. Pulau ini mengandung tiga magnet utama yaitu keindahan alam, keindahan budaya, dan wisata kuliner.
Bali merupakan daerah pariwisata yang diakui oleh seluruh dunia akan keindahan alam dan kekayaan budayanya yang sangat kental, pantai di Balipun merupakan salah satu dari 10 pantai terbaik di Dunia. Namun ada 7 pantai paling indah di Bali yaitu Pantai Padang Bai, Pantai Legian & Seminyak, Pantai Dreamland, Pantai Sanur, Pantai Amed & Tulamben, Pantai Lovina, Pantai Candi Dasa, disamping itu juga ada Tanah Lot. Selain itu masih banyak daerah wisata yang wajib di kunjungi antara lain Uluwatu (Badung), Pengelipuran, Kintamani, Danau dan Gunung Batur (Bangli), Ubud (Gianyar), Tirtagangga (Karangasem), Kebun raya Bedugul (Tabanan).
Selain itu ada juga Istana Tampak Siring, satu-satunya Istana Negara yang dibangun oleh orang Indonesia, karena sisanya merupakan warisan kolonial Belanda. Dan masih ada sejuta pesona Bali yang tidak dapat disebutkan dalam kesempatan ini.
6. Taman Nasional Kelimutu, Nusa Tenggara Timur
Letak dan Kondisi Geografis
Gunung Kelimutu adalah
gunung berapi yang terletak di
Pulau Flores, Provinsi
NTT,
Indonesia. Lokasi gunung ini tepatnya di Desa Pemo, Kecamatan
Kelimutu,
Kabupaten Ende. Gunung ini memiliki tiga buah danau kawah di puncaknya. Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari
“keli” yang berarti gunung dan kata
“mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau
“Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau
“Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau
“Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Sejarah dan Keunggulan
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara
Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk menyaksikan keindahan danau Kelimutu. Sedangkan menjelang tengah hari, apalagi sore hari, biasanya pemandangan danau Kelimutu akan terhalang oleh kabut yang tebal.
Selain pemandangan danau Kelimutu, dapat pula disaksikan keindahan alam lain di Taman Nasional Kelimutu seperti Hutan Lindung yang banyak ditumbuhi pepohonan pinus dan cemara serta kicauan burung-burung yang menghuni kawasan Taman Nasional Kelimutu. Kekayaan alam danau Kelimutu ditunjang pula dengan kekayaan budaya berupa rumah adat, tarian tradisional dan kerajinan tenun ikat yang merupakan ciri khas warga setempat. Selain itu pula, terdapat sumber air panas, air terjun, dan perkampungan adat yang wajibkamu kunjungi. Bila kamu hendak berkunjung, waktu yang paling tepat adalah antara bulan Juli sampai September.
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
7. Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara
Letak
Taman Nasional Bunaken adalah taman laut yang terletak di
Sulawesi Utara,
Indonesia. Taman ini terletak di
Segitiga Terumbu Karang, menjadi habitat bagi 390 spesies terumbu karang
[2] dan juga berbagai spesies ikan, moluska, reptil dan mamalia laut. Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem laut Indonesia, meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai.
[3]
Taman nasional ini didirikan pada tahun 1991 dan meliputi wilayah seluas 890.65 km². 97% dari taman nasional ini merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya merupakan daratan, meliputi lima pulau:
Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Nain dan Siladen.
Flora dan Fauna
Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya.
[3]Terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini.
[2] Spesies alga yang dapat ditemui di Taman Nasional Bunaken adalah
Caulerpa,
Halimeda dan
Padina, sementara spesies rumput laut yang banyak ditemui adalah
Thalassia hemprichii, Enhallus acoroides, dan
Thalassaodendron ciliatum. Taman Nasional Bunaken juga memiliki berbagai spesies ikan, mamalia laut, reptil, burung, moluska dan mangrove.
[3] Sekitar 90 spesies ikan tinggal di perairan wilayah ini.
Di daratan, pulau ini kaya akan
Arecaceae,
sagu, woka, silar dan
kelapa. Selain itu, Taman Nasional Bunaken juga memiliki spesies hewan yang tinggal di daratan, seperti rusa dan
kuskus. Hutan mangrove di taman ini menjadi habitat bagi
kepiting,
lobster,
moluska dan burung laut.
[3]
Keunggulan
Taman Nasional Bunaken merupakan perwakilan ekosistem perairan tropis Indonesia yang terdiri dari ekosistem hutan bakau, padang lamun, terumbu karang, dan ekosistem daratan/pesisir.
Antara tahun 2003 hingga 2006, jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, dengan 8-10.000 diantaranya merupakan turis asing.
[1]
Taman Nasional Bunaken secara resmi didirikan pada tahun 1991 dan merupakan salah satu taman laut pertama Indonesia. Pada tahun 2005, Indonesia mendaftarkan taman nasional ini kepada
UNESCO untuk dimasukan kedalam
Situs Warisan Dunia.
[5] Meskipun memiliki status taman nasional dan mendapat pendanaan yang cukup, taman ini mengalami degradasi kecil akibat penambangan terumbu karang, kerusakan akibat jangkar, penggunaan bom dan sianida dalam menangkap ikan, kegiatan menyelam dan sampah.
[1] World Wildlife Fund (WWF) memberikan bantuan konservasi sebagai bagian dari “
Sulu Sulawesi Marine Eco-region Action Plan“. Konservasi meliputi patroli, yang berhasil mengurangi penggunaan bom dalam menangkap ikan.
[6]